Minggu, 11 Desember 2011

Adikku Sayang, Adikku yang Ku cinta

Kembali sunyinya malam menyapaku dikampung rantau. Ibadah magrib telah usai tertunai. Dan malam ini, lagi dan lagi aku merigid dalam untaian doa untuk ayah diharibaanNya, mama, adik-adik, dan kakak-kakakku di selatan sana. Ah, rindu rasanya mulai merajuk dalam hati, wajah mereka memenuhi alam pikirku. Jika stimulus-stimulus itu datang maka dengan sigap otakku akan merespon, lalu memerintahkan tanganku mencari sebuah nama pada file kontak dihpq.Dalam rentan waktu seper sekian detik layar hpq akan mendisplay  tulisan “calling Fam ninaq”. 
“hallo, AssalamuAlaikum”. Terdengar suara sedikit jutek di seberang sana. Itu dia, suara gadis remaja usia 16 tahun yang sekarang duduk di kelas 2 SMA.Teman-temannya biasa memanggilnya Nina namun aku lebih senang memanggilnya Ning. Dia adalah adik keduaku yang begitu perfecsionis. seperti biasanya, banyak hal yang kami bicarakan. Dia bercerita tentang sekolahnya, tentang tugas-tugasnya yang sering menyita tidur malamnya, tentang ujian semesternya yang bisa dia selesaikan dengan baik, tentang kegiatan eksschoolnya, dan tentunya bukan Nina namanya kalau tidak minta di kirimkan uang untuk beli ini dan itu. Seringkali kami menghabiskan waktu sejam untuk ngobrol tentang kegiatannya yang katanya bejibun termasuk soal amanah barunya sebagai ketua OSIS SMA Negeri 1 Larompong. Hmmm...dia menjadi anak yang super sibuk  hingga seringkali dia lupa kewajibannya di rumah. Jika sudah seperti itu, maka dia akan mendapatkan semprotan nasehat mama yang khas.
Selepas berbicara panjang lebar dengan Nina. Giliran si bungsu yang berkicau. “Hallo”, suara serak-seraknya terasa begitu akrab ditelingaku. Aku menyapanya” Good evening”. Dia pun segera menjawab “ Good evening”. “How are you today?”. “I’m fine, thankz” dia menjawab lagi. “Tiar tidak mau tau bagaimana kabarku” giliran aku bertanya. Ia pun melanjutkan “and you?”. “I’m fine too” aku membalasnya, kemudian ku lanjutkan “what are you doing”. Ia menjawab lagi “I’m watching TV”. Perasaanku teramat senang mendengar bocah kelas 6 SD ini mulai bisa speak English sedikit-sedikit. Ku lanjutkan pertanyaanku “apa bahasa Inggrisnya “ saya sedang makan?”. Dia menjawab “ I am eat”.” Lho kok I’m eat?” Ucapku. Ia menjawab lagi, “eh iye dii,  I am eating, ku lupai ingnya, ingnya kan itu sedang toh?”. Tak bisa ku sembunyikan bahagiaku mendengarnya, aku pun memujinya,lalu bertanya “ siapa guru bahasa Inggrismu?”. Namun kali ini jawabannya di luar dugaanku. “Tidak ku tau i” jawabnya cuek. “Hamma kie, kenapa bisa biar namanya gurumu tidak mu tau i juga?” tanyaku. “ Tidak hadirka waktu pertama masuk itu guru karena sakitka” ucapnya. “ baru tidak mu cari tau i siapa namanya sampai sekarang” tanyaku. “ tidak. biar mi saja eh” jawaban cueknya semakin terasa. ”Tiar....Tiar”, aku menyebut namanya sambil tertawa karena sikapnya.
                Setiap menelpon si bungsu berkulit gelap ini, selalu ku sempatkan bertanya tentang apa yang di makannya hari ini, tentang sekolahnya, tentang shalatnya, tentang jam berapa ia bangun shalat subuh, tentang apakah magribnya masih selalu di mesjid, tentang teman-temannya, tentang kegiatan yang dilakukannya, dan tentunya tentang nilai-nilainya di sekolah. Biasanya, jika sudah bertanya soal nilai maka Nina akan nimbrung “ Tiar malas belajar, itu pi klo ada PRnya baru belajar”. Maka dia akan segera menyangga tapi juga membenarkan “ tidak ha, jarangka belajar tapi bagus ji nilaiku di sekolah”.
                Seiring obrolanku di telepon, hatiku pun sedang sibuk bertutur “Adik-adikku yang ku cintai, setiap berbicara dengan kalian maka bisa ku pastikan malamku akan ku tutup dengan indah. Ketika mengajar anak-anak seusia kalian di kampung orang ini,aku selalu mengingat kalian dan selalu berusaha memberikan yang terbaik buat mereka. Aku sungguh berharap dengan memberikan yang terbaik untuk mereka, kalian pun akan mendapatkan pengajaran yang terbaik. Maaf, begitu banyak proses yang kalian lewati yang tak bisa kusaksikan dan sekarang aku hanya bisa mengontrol lewat telepon. Kalian adalah penyemangatku untuk terus bekerja dan kalian akan selalu menjadi kebangganku”.  
                Begitulah, telpon kal berakhir setelah saya ngobrol dengan mama tentang keluarga yang selalu kurindukan ini. Dan  juga seperti biasanya, tak lupa kami ngobrol tentang impianku, impiannya, dan impian keluarga kami. Ah, ibundaku yang kucintai setelah Allah dan Rasulnya, engkau selalu menjadi air dalam setiap saharaku.


Minggu, 10 April 2011

In this way

In this way we stand together
tell hope and dream which never end
We hold hand each other
and try to share everything we have

In this way we meet at the first time
we never know each other but you give me your hand when I fall down
you give me smile when I lose my smile
we color one onether other

 In this way you and I will leave and be leaved
wherever you go and wherever I go
I believe our heart still love onether other
If someday your choose to lose this love
water again your love because I am sure there are billions memory which will grow your love again......


For all my best friends.....I do love you coz Allah











 

Jumat, 25 Februari 2011

Proposal tuk Penghuni Hati

Di jalan ini Engkau memilihku untuk berdiri
Menatap setiap dukanya dari kejuhan saja
Ku tahu semua itu yang terbaik bagiku
Sebab Engkau selalu memberiku yang terbaik meski kadang aku tak menyukainya

Wahai Engkau yang mengenggam jiwaku....
Ku harap jejak-jejakku tak berakhir di jalan ini
dan semoga esok kan ada jejak baru penghapus dukanya
 Hingga tak ada lagi tangis yang terurai dari matanya yang teduh

Ya MuqalibbalQulub tetapkanlah hatiku untuk selalu mencintaiMu dan mencintainya
Jangan biarkan langkahku  memberi jejak untuk cinta yang lain hingga waktu yang engkau tentukan
Ku ingin terus berpetualang membawa cintaMu dan cintanya
Tak sedikitpun kuharap aku berkhianat

Engkau yang maha melihat lagi maha Mengetahui
Engkau tahu betapa ia begitu berarti bagiku
Tak mungkin rasanya aku tegar di jalanMu tanpa dirinya

Egkau yang maha pemri rahmat yang Maha sempurna
Jika esok engakau memberiku setuguk air bahagia
Ku ingin dia ada di sampingku
Menemaniku mengarungi samudera kehidupan
Walau mungkin tak banyak waktu baginya untuk melakukanya

Minggu, 13 Februari 2011

Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses yang selalu ada di akhir sebuah kegiatan. Evaluasi sering di jadikan ajang untuk menilai suatu tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri atau yang di lakukan oleh orang lain.Hanya ada dua nilai yang berlaku di sini yaitu salah dan benar.

menilai tindakan sendiri tidaklah semudah menilai orang lain. Di butuhkan kejernihan pikiran dan sikap rendah hati saat harus menilai diri sendiri. Tak semua orang mampu selalu memiliki kedua hal itu dalam proses evaluasi dirinya.

Hal ini pulalah yang biasa saya rasakan. Tak terkecuali ketika saya melakukan evaluasi diri untuk kegiatan SuperCamp SGEI 2 hari ini. Aku sangat merasakan betapa campur aduknya perasaanku ketika berada di sana. Dan semua perasaan itu ku tahu tercermin di wajahku.

Terkhusus ketika aku duel dengan itan temanku mewakili pleton masing-masing untuk mengambil tali rapiah yang ada di bagian belakang pengaman badan kami.
Menurut teman-temanku kami berdua benar-benar terlihat bagai musuh dan raut amarah jelas tergambar di wajah kami. Khususnya wajah saya. sebagian teman perempuanku kami takut melihat pertandingan kami. di pertandingan itu aku harus berhenti di babak kedua karena urat kaki kiriku terasa menegang.

Apa yang mereka lihat tak salah tapi mungkin interpretasi meraka ada yang kurang tepat. orientasiku saat itu adalah jika aku tak mampu mendapatkan tali rafiah itu setidaknya aku harus bisa bertahan agar tali rafiahku tak di rebut itan. di babak pertama ku rasakan hasrat dan pikiran untuk merebut tali rafiah itan memengusaiku begitu juga dengan itan, itu bisa ku lihat dari wajahnya.Di babak kedua ku rasakan kekuatan itan mulai menyelimutiku dan rasanya bertahan adalah satu-satunya pilihan. Karena keinginan bertahan itulah mendorongku mengeluarkan segenap power yang ku miliki.

Mungkin keseriusanku mempertahankan diri di interpretasikan sebagai ambisi untuk memenangkan peratandingan itu. Tapi sudahlah,aku tak ingin menyalahkan mereka. Hak untuk mengevaluasi orang lain adalah suatu kewajaran bagiku.

Dalam evaluasi hari ini, aku mencatat bahwa kecerdasan emosi untuk menghadapi serangan yang begitu kuat masih sangat perlu aku pelajari. Ego seharusnya aku singkirkan. Berfikir cerdas untuk mencari teknik-teknik jitu menghadapi serangan itu tanpa amarah seharusnya menjadi fokus perhatianku. Dan rasanya duel seperti itu cukup di hari itu saja coz ku tahu benar aku tak memiliki potensi di bidang itu.


Di hari ini akupun berharap ego seperti itu tak akan ku bawa ketika aku harus menghadapi msalah berat di sekolah magang nanti. Aku sungguh berharap aku bisa bertindak cerdas tanpa amarah dan tanpa harus menyulitkan orang lain...


bagi siapa pun yang membaca tulisan ini ku harap kejernihan pikiran dan kerendahan hati menjadi hal yang milikmu ketika engkau sedang mengevaluasi diri. Saat evaluasi diri benilai benar maka hati akan dengan mudah mengakuinya namun ketika evalusi diri bernilai salah maka akan sangat sulit untuk mengakuinya.

Jumat, 21 Januari 2011

Thankz for Brother

Brother...
You give me wish
When I lose my wish
You save sun in my heart
When my hurt is hurt
Brother...
You cover me with your power
When I look for helper
You draw my heart with rose
Rose which never lose
Brother...
Your love like moon in the night
Never stop to light till end of the night
Brother...
I can't give many things for you
I can't do many things for you
I only can say
Thank you...
Thank you..
And Thank you...


I dedicate this poem for my beloved brother who never be tried to support my life

Dari James Blund hingga Pribadi Bermental Baja

You'r beautiful.....you'r beautiful is true
I saw your face in a crowded place
But I don't know what to do coz I'll never be with you....
(you'r beautiful, James blund)



Kutipan lagu yang kembali terecall dalam ingatanku ketika kelas SGEI 2 sedang mangadakan ice braking dengan tema menceritakan film atau lagu favorit, tepatnya di jum'at pagi, 22 januari 2011, jam 09.30. Rentetan suara tawa yang mengusai ruang kelas kami, sepertinya tak cukup ampuh untuk menghalangi fantasiku menjelajah pada kisah dalam lagu itu. seorang pria yang sungguh teramat sangat mencintai seorang wanita namun dia tak bisa memilikinya karena sang wanita telah memiliki pria yang lain. Saat sang pria melihat sang wanita tersenyum, dia hanya bisa berkata " senyum mu membuatku menderita", dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan karena dia tidak akan pernah bersama dengan sang wanita pujaannya.

lagu itu sepertinya mengisyaratkan bahwa cinta tak selamanya memiliki dan kadang kita harus melabel cinta dengan nama keikhlasan dan pengorbanan. Dalam kenyataan, mungkin sebahagiaan dari kita pernah mengalami hal seperti yang di atas, di mana apa yang kita cinta ternyata tak bisa kita miliki dan tak ada jalan lain kecuali ikhlas meskipun berjubel pengorbanan telah kita lakukan untuk mendapatkannya. Contohnya, ketika kita sangat menginginkan sebuah pekerjaan namun pada akhirnya kita tak bisa mendapatkannya padahal segala daya upaya telah diberdayakan untuk menggapainya. Contoh lain, ketika seorang penguasa telah berusaha mati-matian mempertahankan kekuasaannya namun pada akhirnya kekuasaan itu harus lengser ke tangan orang lain. bukan hanya itu, mungkin juga ada seorang ibu yang sedang berusaha mendapatkan hak asuh anaknya karena Ia baru saja bercerai dengan suaminya, namun pada akhirnya hak tersebut menjadi milik suaminya.

Mungkin itulah yang di sebut takdir sobat. Seringkali dia bekerja di luar wilayah logika kita. Pada saat seperti ini fitrah manusia kita kemudian berkata "Aku kecewa". Tak cukup sampai di situ, Pribadi bermental kerupuk berucap "aku tidak bisa menghadapinya". Dia pun pun kehilangan nafsu makan, stress, bahkan menghabiskan hari dengan bersembunyi di balik selimut berteman bantal dalam pelukan serta air mata yang bercucuran, sampai pada acara bunuh diri. Tapi bagi pribadi bermental baja, Ia akan tetap survive,serta ikhlas menerima semuanya karena ia yakin bahwa boleh jadi kita mencintai sesuatu namun Allah membencinya begitu pun sebaliknya boleh jadi kitak tidak mencintai sesuatu tapi Allah mencitainya. Dan hal yang di cintai itulah yang terbaik untuk kita karena Allah lah yang Maha tahu apa yang terbaik untuk kita.


Semoga aku dan juga kamu ada dalam barisan pribadi bermental baja!!!!

Allahu Alam bissawab.
Anci Kamri

Selasa, 18 Januari 2011

Sekilas Tentang Learning Style

Apabila sebagai siswa anda tidak di beri pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar anda berarti anda di buat cacat (J.Ingnan)

Kutipan di atas terlihat singkat namun memunculkan kesan yang sangat mendalam. Sebuah kutipan yang cukup memberikan pengaruh pada dunia pendidikan khususnya learning style atau yang lazim kita kenal dengan nama gaya belajar.

Learning style is the different ways of how learners take in and process information are (Reid, 1987; Celce-Murei, 2001). Learning style dapat di artikan sebagai cara siswa untuk memperoleh dan mengelola informasi yang di terimanya. Secara umum learning style ada 3 tipe yaitu visual, auditory, dan kinestetik (barsch in Davis(1989b)). Type visual adalah type yang lebih senang belajar dengan melihat, type auditory adalah tipe pembelajar yang lebih senang belajar dengan mendengarkan, tipe kinestetik adalah tipe pembelajar yang lebih senang belajar dengan melakukan gerakan. Tiap-tiap siswa memiliki learning style yang berbeda. Ada yang cenderung hanya memiliki satu learning style, ada juga yang memiliki kombinasi dari tipe-tipe learning style. Berdasarkan penelitian saya, kombinasi tersebut adalah Visual and Auditory, Visual and tactile, visual auditory and tactile.

Sudah menjadi sebuah keharusan bagi pendidik atau siapapun yang menganggap dirinya adalah pendidik mengetahui dan menerapkan konsep learning style dalam setiap pembelajaran. Jika anda sebagai pendidik tak melakukannya, maka dapat di asumsikan bahwa anda telah melakukan mal praktek pendidikan karena memincangkan pembelajaran siswa anda. Sungguh menjadi hal yang sangat ironi jika seorang pendidik yang seharusnya memberikan pembellajaran yang sebaik-baiknya dan menghasilkan generasi cerdas justru menjadi aktor yang memincangkan pendidikan. sanggupkah kita membiarkan ini terjadi???. Saya yakin anda sepakat untuk mengatakan TIDAK...TIDAK...dan TIDAK!!!

Sebagai wujud dari kesepakatan kita, berikut ini terdapat sebuah puisi yang mungkin dapat memberikan inspirasi tentang bagaimana seharusnya konsep learning style di bawa ke dalam kelas.

Kelas Ajaib
oleh Chris Mullane
Kelas ini tidak seperti kelas lainnya, ada keajaiban dalam atmosfernya
Kelihatannya memang sedikit tidak teratur, dan banyak warna di mana-mana

Ada kantong-kantong kacang, bantal-bantal, dipan-dipan, beberapa pembatas, dan layar.
Dan, di sisi lain sebelah sana terlihat beberapa meja
Di sisi lain lagi di samping jendela, matahari terlihat bersinar cerah.
Namun, dekat dinding, sebelah dalam, kita melihat sinar yang jauh lebih redup.

musik melatar belakangi kegiatan belajar anak-anak yang butuh mendengar suara saat belajar.
Dan, di sini di sediakan penutup telinga untuk anak-anak yang memiliki cara belajar sebaliknya.

Di setiap dinding di gantung gambar-gambar, masing-masing memiliki ceritanya;
juga ada barang-barang yang boleh di pegang dan di raba, bahkan ada bolpoin yang harum.

Aku tidak tahu, bagaimana semua orang bisa menggunakan kelas ini.
Tampaknya, lebih seperti sebuah resep dari semacam ramuan ajaib!

Mungkin kelas ini memang ajaib dan akan mengeluarkan mantra khusus
sehingga setaiap orang yang masuk ke sini akan bisa belajar dengan sangat baik.

Tidak peduli apakh mereka anak yang cenderung taktil, auditory, visual, atau kinestetik, implusif, global, atau reflektif analitis.

Mereka tidak perlu lagi merasa sangat frustasi ketika berkonsentrasi, memproses, dan mengingat informasi!
(The power of learning style:74)

Selamat memahami konsep learning style bagi anda yang sedang mempelajarinya dan selamat bereksperimen bagi anda yang sedang menerapkannya.


Anci Kamri
ku tuliskan goresan singkat ini untuk secuil dari sebongkah perubahan di dunia pendidikan.

Senin, 17 Januari 2011

Bunda

Bunda...
Dalam dekapanmu...
ku rasakan darah juang mengalir tak henti disetiap epidermis jiwamu

Bunda...
Dalam kecupanmu....
ku nikmati aroma kesabaran yang menyengati setiap simpul-simpul sarafku

Bunda...
Dalam senyummu...
Ku lihat duka yabg terbungkus rapi oleh ketegaran tak berlubang...

Bunda...
Dalam setiap ucapmu..
Ku tangkap makna yang tak tercemar oleh ke pura-puraan

Bunda...
Dalam doamu...
Ku dengarkan pinta penuh harap nan tulus untuk kami anakmu

Bunda...
Kaulah yang terhebat bagiku di antara manusia yang terhebat

Bunda...
Kaulah yang teristimewa bagiku di antara manusia yang teristimewa

Bunda...
Kaulah anugerah terindah yang ku miliki
Rasa yg tertinggal………

Ada rasa yg tertinggal dstiap sorot matamu
Menjamah sebagaian fantasiku yang beku
Mnghantarkan aku pada sebuah Tanya
Ada apa dalam setiap sapa?

Ada rasa yang tertinggal dsetiap senyummu
Merusak setiap simpul ikrarku
Tentang hati yg tak ku harap jadi milikku
Tentang rindu yang tak pernah kutunggu

Ada rasa yang tertinggal di setiap ucapmu
Mewarnai lapisan palung jiwaku
Memunculkan embrio- embrio cinta
Mengerlipkan seberkas cahaya..
Cahaya yang sungguh t’amt sangat harus pudar segera

Rasa yang tertinggal…
Memberi asa juga sesal….
Memberi rindu juga kesal…………


Astagfirullahul adzim….


Anci Kamri
KTSP: Kesenjangan Antara Teori dan Aplikasi

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pembelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Depdiknas, 2004).
Terdapat sejumlah kurikulum yang telah mewarnai pendidikan di Indonesia. Kurikulum tersebut adalah Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004, dan sebuah kurikulum baru yang di beri label KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) memberikan kebebasan kepada guru untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.

KTSP mau tidak mau menuntut guru untuk menjadi guru profesional. Guru profesional seyogyanya adalah guru yang mampu mengubah pembelajaran konservatif menjadi pembelajaran kreatif. Guru yang menampakkan wajahnya bukan hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai fasilitator. Guru yang mampu memahami setiap kebutuhan dan keinginan siswanya. Guru yang mampu merangkul setiap bakat-bakat yang di miliki oleh siswa-siswanya.

Dari uraian di atas, muncul sebuah pertanyaan apakah guru Indonesia telah menjadi guru profesional sebagaimana tuntutan KTSP???



Jika berkaca pada pengalaman sebagai peserta didik, dapat saya katakan bahwa guru profesional di Indonesia masih sangat minim khususnya guru di daerah pedesaan. Kesimpulan ini muncul karena selama mengikuti jenjang pendidikan formal dari SD sampai SMA di sebuah pedesaan di Sulawesi Selatan, hampir semua guru yang saya temui mengajar dengan metode monolog di mana mereka adalah pembicaranya dan siswa adalah pendengarnya. Tak ada metode yang mengarah pada penyaluran bakat siswa, tak ada keinginan untuk mengetahui latar belakang siswa. Sangat sedikit krativitas guru yang merangsang motivasi siswa untuk belajar
Pengalaman di atas semakin di perkuat dengan pengamatan saya pada beberapa sekolah yang hampir sebagian gurunya menjadi guru yang seolah tak peduli dengan keinginan dan kenyamann siswanya. Apatah lagi pada guru-guru di sekolah negeri yang nota bene adalah pegawai negeri sipil. Zona nyaman sebagai pegawai negeri sipil sepertinya benar-benar mematikan kreativitas mereka untuk melakukan banyak hal untuk kepentingan dan perkenbangan siswanya. Kebanyakan dari mereka hanya menggugurkan tanggung jawab bukan melaksanakan tanggung jawab.
Pada kondisi di atas, dapat saya katakan bahwa KTSP masih berada pada wilayah konsep bukan aplikasi. Pertanyaan yang kemudian muncul, apa yang harus di lakukan oleh guru agar KTSP bisa terlaksana??
Dalam KTSP, semestinya guru dapat mengembangkan potensi mengajarnya dengan cara:
Melatih diri untuk menjadi guru kreatif seperti mengikuti training guru
Banyak baca, banyak melihat, banyak mendengar, banyak mengerti keadaan dan keinginan siswa
Tak pernah berhenti untuk melakukan inovasi di bidang pengajaran
Berusaha untuk menjadi guru yang berkarakter bukan sekedar guru yang berkompetensi.
Dengan demikian kunci agar KTSP bisa berlangsung dengan baik adalah dengan peningkatan kapasitas guru yang terpenuhi dengan baik.




by: Anci

Minggu, 16 Januari 2011

Kenangan

Pertemuan kita akhirnya harus berujung dalam perpisahan...
Memaksa kita tinggal di peluk kenangan
Membiarkan detik berlalu bersama ingatan

Senyum mesramu terlukis cantik dalam benakku
Mengusir setiap kristal kesedihan milikku
Mengalirkan darah bahagia dalam tiap nadi dukaku

Perlahan-lahan pelukan kenangan itu ku lepaskan
Ku tidurkan ia hingga tak mampu lagi terbangun
Engkau kemudian bertanya...

Kenapa?????

Karena dalam kenangan itu ada khilaf yang bersarang
Karena dalam kenangan itu ada bibit cinta tak halal yang tersemai
Karena dalam kenangan itu ku temukan diriku sebagai penghianat cinta sang Maha pemilik cinta
Karena dalam kenangan itu ada kenangan yang tak ku sesali tapi harus ku akhiri

halalkah

Bersama malam kau akhiri lelahmu hari ini
Mengisi setiap rongga jiwamu dengan buaian mesra angin malam
kala jiwamu menjelajah pada jiwa yang kau cinta....
Segenap jiwamu kan terbanjiri ombak kerinduan...
Jika Rindu itu halal untukmu...
Biarkan ia tetap bersarang dalam samudera cinta
dimana engkau dan dia dapat berlayar diatasnya....
Namun jika rindu itu belum halal bagimu....
Tumpahkan ia dalam bejana cinta yang hanya engkau dan Tuhan yang mampu menjamahnya......

Pencarian Dalam Rindu

Berkelana aku dalam lorong kerinduan
Meniti setiap titian rindu dalam keheningan
Kala ku pejamkan mata
Ku dengarkan sebuah bisikan menyebut namaMu
Ku beranjak bersama rindu mencariMu
Ku lintasi badai gelisah tanpa menemukanMu
Aku pun berada dalam sahara kelelahan
Lubang-lubang rinduku terasa semakin dalam
Hatiku mulai gerimis
Hingga tanpa ku sadari air mata rindu
kini mengalir dlereng-lereng pipiku
Berhenti aku pada sebuah sudut
Namamu semakin jelas terngiang
Bibirku pun menyebut namaMu tanpa henti
Hingga kala kerinduan menerjemahkan ucapku dalam pujian
ku temukan kau bertahta dalam kalbuku