Senin, 19 Januari 2015

Kata Tuan Penulis

Kata Tuan Penulis
Sabtu dan Minggu, tak banyak yang suka ku kerjakan di kedua hari ini saat tak berkegiatan di luar rumah. Kamarku biasanya jadi tempat yang paling nyaman untuk diriku dan kantongku diakhir pekan apalagi diakhir bulan(hehehe). Bersantai sambil menonton, atau menyicil utang baca yang belum juga lunas, 2 hal itulah yang biasa mengisi akhir pekanku. Malam minggu pekan ini, aku menonton Lord of the Ring bersama kedua roommateku. Karena di sana bukan hanya aku seorang, maka jadilah judulnya N2(baca: nonton n ngobrol). Sambil N2, kuambil si orange. Kalau sudah pegang si orange, tanganku biasanya  membuka icon barlabel F berwarna biru. Mulailah aku autis melihat kabar-kabar malam minggu temanku dilayarnya si orange. Ada berita tentang  seorang kawan yang sedang mengadakan workshop kepenulisan di sekolahnya.  Di sana tercantum nama  penulis yang  mengisi kegiatan tersebut. Melihat namanya, merangsang serabut-serabut sarafku memunculkan wajah seorang senior di kampus. Dia adalah mahasiswa tingkat akhir yang populer di seluruh adik angkatannya karena cerdas dan kata temanku punya paras yang mirip dengan Vic zhu meteor garden. Ku coba membuka akun nama penulis tersebut. Profilnya menginformasikan bahwa dia bukanlah seorang yang  tadi kubayangkan.
Ku lanjutkan menelusuri akun tuan penulis. Hey, aku menjumpai beberapa tulisan di wallnya. Ada satu judul tulisan yang unik di sana (upss, sorry, the title is unpublished here,hihihi). Rasa ingin tahuku membiarkanku membuka link website milik tuan penulis. Kubaca setiap rangkaian kata dalam kalimatnya yang sederhana. Ada romantisme dalam ketulusan yang tak dibuat-buat. ada harapan dan optimisme menuju perbaikan diri di kehidupannya kelak. Aku suka pada alur cerita tuan penulis. Seperti melihat jiwa yang merdeka di sana. Menapak tempat dan waktu seenak hati mengikuti imajinasi yang kadang aneh tapi meaningfull.
            Aku jatuh cinta pada kesederhanan kata tuan penulis. Dan karena aku jatuh pada cinta, minggu  siang ini kuputuskan mengakrabkan jari jemariku dengan tuts-tuts huruf si Tobi. Dan karena aku jatuh pada cinta, minggu siang ini kuputuskan untuk berhenti menomor satukan diksi dalam kalimatku. Dan karena aku jatuh pada cinta, kubiarkan setiap kata yang kutulis mengalir mengikuti rasa tanpa harus tersekat oleh bayangan pikiran pembaca setelah membaca tulisanku.  Dan karena aku jatuh pada cinta, akan kumulai lagi menulis di akhir pekan yang lain.
            Karena jatuhku pada cinta diakhir pekan ini, kumaknai cinta pada tulisan tuan penulis dengan sepenggal kata berikut ini. “begitulah selayaknya cinta,tak peduli pada apapun yang kau cintai tapi cinta itu harus menggugahmu untuk melakukan sesuatu yang lebih produktif. Cinta sebisa mungkin menggerakkanmu untuk lebih baik. Cinta harusnya memerdekakan jiwamu karena cinta cukup dalam kesederhanaan, tak harus rumit seperti cinta Qais pada Laila yang mengubahnya menjadi Majnun ataupun cinta Romeo yang rela menjemput kematian demi Juliet. Cinta harusnya memerdekakan jiwamu karena cinta yang baik adalah cinta yang menampilkan dirimu apa adanya.”

            Untukmu tuan penulis yang tak pernah kujumpai meskipun kita dalam lingkaran almamater yang sama. Aku cinta pada karya tuan penulis saat ini. Teruslah membagikan cerita lewat karya-karya anda karena karya anda yang telah saya baca adalah karya yang menginspirasi. Saya yakin di luar sana banyak orang yang juga jatuh cinta pada karya anda saat ini.

1 komentar:

  1. Jadi penasaran.... siapakah sang penulis itu ???
    apakah saya juga mengenalnya??? atau pernahkan saya terlibat suatu acara denganya??? pertanyaan2 seperti itu pasti ada, tapi yang lebih membuat penasaran adalah tulisan seperti apa itu yang mebuat ukhtiku satu ini bisa terinspirasi dan mencurahkannya pada tulisan.... its good...^_^... Semoga besok2 sy juga bisa istiqomah menulis he..... karena menulis ternyata butuh komitmen juga ....^_^

    BalasHapus